- Bahasa: Indonesia
- Jumlah Halaman: 11
- Format file: PDF
- Publisher: IlmuKomputer.Com
- Tahun terbit: Maret 2004
- Download makalah lengkap: adhari-aop.zip
Paradigma rekayasa perangkat lunak terakhir yaitu berbasis obyek
(object-oriented) telah meraih sukses besar. Usaha meningkatkan mutu
desain program dengan dicapainya peningkatan readability, reusability
serta dekomposisi struktural (modularity). Ini merupakan motivasi utama
pergeseran dari pemrograman prosedural menjadi berbasis obyek. Dalam
desain berbasis obyek, lokalisasi komponen dan obyek didasarkan atas
unit fungsi (seperti book, account, log). Satu desain unit fungsi yang
bersih, besar kemungkinan akan dimodifikasi,
untuk menambahkan fitur yang melibatkan berbagai macam unit fungsi lain.
Sebagai contoh unit fungsi account, untuk mendapatkan unit fungsi
tracing, profiling, atau auditing, maka ditambahkan unit fungsi Log.
Scattering (satu concern muncul di mana-mana) dan tangling (satu
obyek/komponen terdapat berbagai macam concern) cenderung muncul
bersamaan, sebagai konsukuensi logis dari adanya berbagai macam fitur
dalam satu unit fungsi. Hal inilah yang menjadikan desain berbasis obyek
tidak lagi memiliki modularitas yang bersih. Muncul ide membentuk
paradigma baru yaitu berbasis aspek (aspect-oriented). Satu aspek
mewakili satu unit fungsi
(concern) yang bisa menjadi fitur di unit fungsi lain.